English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday, March 30, 2011

Robert Bunsen's 200th Birthday Today's Google Doodle

Siapakah Robert Bunsen ? Nama lengkapnya adalah Robert Wilhelm Eberhard Bunsen (30 March 1811 – 16 August 1899) was a Germanchemist. He investigated emission spectra of heated elements, and with Gustav Kirchhoff discovered caesium (in 1860) and rubidium (in 1861). Bunsen developed several gas-analytical methods, was a pioneer in photochemistry, and did early work in the field of organoarsenicchemistry. With his laboratory assistant, Peter Desaga, he developed the Bunsen burner, an improvement on the laboratory burners then in use. The Bunsen–Kirchhoff Award for spectroscopy is named after Bunsen and Kirchhoff.


Ya.. dikalangan para praktisi yang bergelut di bidang Kimia pasti Robert Bunsenbukanlah nama yang asing karena setiap harinya di laboratoriu, bila akan memanaskan sesuatu, maka kita akan menggunakan perangkat penemuan Robert Bunsen yang disebut Pembakar Bunsen atau Bunsen Burner.

Namun, kontribusi Robert Wilhelm Eberhard Bunsen untuk memperluas ilmu pengetahuan bukan cuma penemuan itu saja, ia mengembangkan sejumlah instrumen laboratorium umum, serta perangkat baru dan proses untuk menganalisis unsur unsur zat kimia yang disebut Spektroskopi. Penemuannya yang satu ini dikembangkan bersama Gustav Kirchhoff, yang merupakan warisan yang paling penting untuk ilmu pengetahuan.

Bunsen menerima gelar doktornya pada tahun 1830 dari Universitas Göttingen, di kampung halamannya. Karena prestasinya dengan nilai tinggi dia mendapat hibah dari pemerintah Hanoverian dan dengan dana itu dia mengembara ke Berlin, Bonn, Paris, dan Wina selama tiga tahun.
Profil Robert Bunsen

Lahir di Göttingen, Jerman, anak bungsu dari empat bersaudara kepala pustakawan Universitas Göttingen dan profesor filologi modern, Kristen Bunsen (1770-1837)

Setelah menyelesaikan sekolah di Holzminden, pada tahun 1828 Bunsen diterima sebagai mahasiswa di Göttingen dan belajar kimia dengan Friedrich Stromeyer, dan mendapatkan gelar Ph.D. pada tahun 1831. 

Tahun 1832 dan 1833 ia melakukan perjalanan di Jerman, Perancis, dan Austria, di mana ia bertemu Friedrich Runge (yang menemukan anilin dan tahun 1819 menemukan isolasi kafein), Justus von Liebig di Giessen, dan Eilhard Mitscherlich di Bonn.

Pada 1833, Bunsen menjadi dosen di Göttingen dan mulai studi eksperimental kelarutan garam logam asam arsenous sebagai bakal penemuan hidrat oksida besi sebagai obat penawar terhadap keracunan arsenik. 

Pada 1836, Bunsen berhasil melakukan kerja sama dengan Friedrich Wöhler di Sekolah Politeknik Kassel. Bunsen mengajar di sana selama tiga tahun, disamping sebagai Dosen di Universitas Marburg, kemudian melanjutkan studinya di cacodyl hingga dipromosikan menjadi profesor penuh pada tahun 1841.

Bunsen hampir meninggal pada saat melakukan uji coba di cacodyl karena keracunan arsenik, dan ledakan mencelakakan mata kanannya ditahun yang sama dia menemukan Bunsen cell baterai, yang menggunakan karbon elektroda bukan platina mahal elektroda yang digunakan dalam sel elektrokimia William Robert Grove.


Pada akhir 1852 Bunsen menjadi penerus Leopold Gmelin di University of Heidelberg. Di sana ia menggunakan elektrolisis untuk menghasilkan logam murni, seperti kromium, magnesium, aluminium, mangan, natrium, kalsium barium, dan lithium. Kolaborasi panjang dengan Henry Enfield Roscoe mulai pada tahun 1852, di mana mereka mempelajari pembentukan fotokimia klorida hidrogen dari hidrogen dan klorin.

Bunsen memutuskan berhenti bekerja sama dengan Roscoe pada tahun 1859 dan bergabung Gustav Kirchhoff untuk mempelajari spektrum emisi dari unsur-unsur dipanaskan, area penelitian yang disebut analisis spektrum. Untuk pekerjaan ini, Bunsen dan asisten laboratorium, Peter Desaga, telah menyempurnakan kompor gas khusus oleh 1855, dipengaruhi oleh model-model sebelumnya. Desain yang lebih baru dari Desaga Bunsen, yang memberikan api yang sangat panas dan bersih penemuannya disebut "Bunsen Burner"

Pada musim panas 1859, Kirchhoff menyarankan Bunsen untuk mencoba membentuk spektrum prismatik dari warna. Pada bulan Oktober ditahun yang sama dua ilmuwan ini telah menemukan suatu instrumen yang tepat, spektrometer prototipe.

Penemuannya ini mampu mengidentifikasi karakteristik spektrum natrium, litium, dan kalium. Bunsen membuktikan bahwa setiap sampel murni memberikan spektrum yang unik. Dalam karya ini, Bunsen berhasil mendeteksi warna biru emisi spektral dalam sampel air mineral dari Duerkheim, Jerman. Ia menduga bahwa garis-garis ini menunjukkan adanya suatu unsur kimia yang belum ditemukan. Setelah menyuling empat puluh ton air , pada musim semi tahun 1860 ia berhasil mengisolasi 17 gram elemen baru. Yang disebut dengan "cesium"


Pada 1860, ia terpilih sebagai anggota baru dari Royal Swedish Academy of Sciences.Ketika Bunsen berusia 78, pensiun dari bidang geologi dan mineralogi, tetapi mengejar sampai akhir ayatnya. Dia meninggal di Heidelberg pada usia 88


0 comments:

Post a Comment